Sabtu, 09 Agustus 2014

Kisah Sukses Larry Ellison

Posted by Unknown On 07.47 1 comment
Mio-Oracle - Pengusaha yang memiliki gaya hidup eksentrik ini ternyata punya masa lalu yang cukup suram. 

Lawrence (Larry) Ellison adalah salah satu pendiri dan pemegang saham terbesar di Oracle, perusahaan pembuat software terbesar ketiga dunia saat ini. Menurut Bloomberg, dengan kekayaan yang mencapai 43,3 miliar dollar AS, dia merupakan orang terkaya kedelapan dunia saat ini.

Selain drop-out dari perguruan tinggi seperti halnya Bill Gates (Microsoft) dan Steve Jobs (Apple), Larry ternyata memiliki masa kecil yang cukup suram. Selain menjadi anak adopsi sejak usia sembilan bulan, pria berdarah Yahudi ini ternyata tidak pernah mengenal ayah biologisnya. 

Saat pertama kali mengetahui bahwa kedua orang tuanya bukanlah orang tua kandungnya, Larry merasa hidup terlalu kejam padanya. Layaknya bocah 12 tahun lainnya, ia menanggapinya dengan perasaan kecewa yang mendalam. 

Namun, hal ini justru bisa membuat jiwa pemberontak tumbuh di dalam dirinya. Larry tidak sadar, bahwa kerasnya kehidupan yang ia rasakan kelak akan menempanya menjadi salah satu orang paling sukses di dunia.

Pria bernama lengkap Lawrence Joseph Ellison, lahir pada 17 Agustus 1944 di New York. Ibunya, Florence Spellman, saat itu baru berusia 19 tahun dan belum menikah. Ketika di usia 9 bulan, Larry terkena penyakit pneumonia, ibunya lalu menyerahkannya pada seorang kerabatnya di Chicago untuk diadopsi.

Maka sejak saat itu, Larry dibesarkan oleh Lilian Spellman Ellison dan suaminya, Louis Ellison. Dari kedua orang tua angkatnya inilah, Larry memperoleh nama Ellison. Mereka tinggal di sebuah apartemen sederhana di South Shore, Chicago, di mana banyak keturunan Yahudi kelas menengah ke bawah tinggal.

Larry kecil, meskipun menyimpan jiwa pemberontak di dalam dirinya, dia adalah anak yang cerdas. Ia terutama sekali menyukai pelajaran matematika dan ilmu pasti. Ketika berumur 12 tahun, ia baru mengetahui bahwa ia bukanlah anak kandung keluarga Ellison. Hal ini cukup membuatnya marah, tapi ia tidak menyerah.

Setelah lulus SMA, Larry melanjutkan kuliah di fakultas Fisika Universitas Illinois, Urbana, Champaign. Larry mengingat ibu angkatnya sebagai sosok yang hangat dan penuh cinta. Sebaliknya, ayah angkatnya memiliki sifat yang keras, kurang mendukung, dan tidak ramah. 

Peruntungan Larry berubah ketika ibu angkatnya meninggal. Meski tergolong berprestasi dan sempat meraih penghargaan Science Student of The Year, Larry terpaksa berhenti kuliah pada akhir tahun kedua masa studinya. 

Larry Ellison lalu memutuskan untuk mencari pekerjaan dan kemudian mendaftar pada Universitas Chicago. Hanya satu semester ia kuliah. Rupanya dana yang dimiliki Larry tidak cukup untuk membiayai semua kebutuhan pendidikannya. 

Dunia Komputer

Tidak berhasil di perguruan tinggi, Larry memilih mengambil kursus komputer dengan biaya yang bisa dijangkau. Ia bekerja di pusat perbelanjaan untuk membiayai hidupnya dan juga kursusnya. Di tempat kursus inilah ia mulai menumbuhkan kecintaannya terhadap dunia komputer.

Menyelesaikan kursus singkatnya, Larry memutuskan pindah ke Berkeley, California. Bermodalkan ijazah kursusnya, selama delapan tahun berikutnya Larry terus berpindah-pindah kerja. Awalnya, ia bekerja sebagai teknisi computer di Fireman’s Fund, lalu bekerja di Bank Wells Fargo, juga sebagai teknisi komputer.

Karier Larry baru benar-benar berkembang setelah ia bekerja di Ampex sebagai programmer. Ketika bekerja di tempat ini, Larry menciptakan sebuah sistem database canggih yang dinamakan Oracle. Oracle diciptakan setelah Larry membaca makalah yang ditulis oleh Edgar F Codd berjudul "A Relational Model of Data for Large Shared Data Bank". 

Atasan Codd di IBM mungkin gagal melihat nilai komersial dari pemikirannya, namun tidak dengan Larry. Jiwa bisnis Larry berkata bahwa konsep Structured Query Language (SQL) hasil pemikiran Codd jika dikembangkan dengan tepat akan mendatangkan banyak uang.

Maka pada tahun 1977, bersama dengan CEO Ampex, Robet Miner, dan rekannya, Ed Oates, Larry mendirikan perusahaan miliknya sendiri dengan nama Software Development Labs. Modal yang digunakan hanya sebesar 2 ribu dollar AS. Tahun 1979, nama perusahaan ini berganti menjadi Relational Software Incorporation sebelum berubah lagi menjadi Oracle Corporation di tahun 1983.

Perusahaan ini berhasil memenangkan kontrak membangun sistem manajemen database relasional milik Central Intelligent Agency (CIA). Sukses dengan pekerjaan pertamanya, Oracle kebanjiran pesanan. Perusahaan-perusahaan besar macam Wright Patterson Air Force Base dan IBM telah menanti untuk digarap. Nama Oracle pun menanti untuk berkibar.

Dengan serangkaian strategi akuisisinya, kemudian Larry Ellison berhasil menambah pangsa pasar dari Oracle. Larry juga pernah menjabat sebagai direktur di Apple Computer Inc, berjasa membawa Oracle menjadi perusahaan software terbesar setelah Microsoft dan Google. 

Pemilik Oracle ini ternyata kolektor Samurai dan beberapa alat perang abad ke-16. Ellison memiliki hobi menerbangkan pesawat terbang, naik perahu layar, hingga bermain tenis dan gitar. Di luar pribadi yang gemar menghamburkan uang, Larry juga memiliki sisi positif. Tahun 2004, Forbes pernah mencatat bahwa Ellison telah menyumbangkan 151 juta dollar AS lebih untuk donasi, atau sekitar 1 persen dari total kekayaannya ketika itu.
Sumber:http://koran-jakarta.com/

Site search

    Total Page View